PENGGUNAAN DAUR ULANG LIMBAH BETON UNTUK PRESERVASI JALAN KALIGAWE SEMARANG

2 comments
Penyusun : Sangga Pramana Wicaksana
Tahun : Januari 2011


RINGKASAN

Beton daur ulang merupakan campuran yang diperoleh dari proses ulang material sejenis sebelumnya. Beberapa perbedaan kualitas, sifat-sifat fisik dan kimia agregat daur ulang, menyebabkan perbedaan sifat-sifat material beton yang dihasilkan. Antara lain : menurunnya kuat tekan, kuat tarik, dan modulus elastisitasnya. Proses pertama dari daur ulang limbah beton ialah beton bekas di masukkan dalam crusher  sehingga menjadi agregat dengan ukuran yang diinginkan. Lalu agregat hasil dari limbah beton di campur dalam mesin cold recycler dengan menambahkan semen dan unsur-unsur lain sehingga terbentuklah material CTB (Cement Treated Base). Pada jalan yang akan direhabilitasi bagian atas perkerasan atau (surface course) dikeruk untuk diganti dengan perkerasan baru menggunakan beton hasil daur ulang. Material CTB hasil dari mesin cold recycler kemudian dihamparkan dengan mesin penghampar pada bagian atas perkerasan yang akan direhabilitasi. Perkerasan hasil rehabilitasi  kemudian dipadatkan dengan mesin pemadat.


PENDAHULUAN


    Latar Belakang Masalah

Kondisi ruas jalan kaligawe Semarang pada tahun 2008 yang masih menggunakan perkerasan lentur (flexible pavement) sering mengalami kerusakan berat. Hal itu disebabkan karena kondisi jalan yang sering terendam air (banjir) dan beban lalu lintas yang berat, mengakibatkan hubungan antara partikel aspal menjadi merenggang saat terendam air dan pada saat itu juga beban berat melintas di atas aspal yang merenggang mengakibatkan hubungan antar partikel aspal menjadi terlepas, sehingga terjadi lubang atau kerusakan lain pada bagian jalan aspal tersebut.
Perkerasan kaku (rigid pavement) pada ruas jalan kaligawe Semarang mulai diterapkan sejak tahun 2009 sampai dengan saat ini dan penggunaan perkerasan kaku (rigid pavement) ini dinilai sangat memuaskan,  terbukti sampai saat ini tidak terjadi kerusakan berat pada ruas jalan kaligawe akibat rendaman air dan beban lalu lintas yang berat. Sehingga perkerasan kaku (rigid pavement) terbukti cocok diterapkan pada ruas jalan kaligawe Semarang.
Kerusakan yang terjadi pada bagian jalan dengan perkerasan kaku (rigid pavement) seperti pumping, cracking dan kerusakan lainnya dapat terjadi kapan saja dan dimana saja pada  ruas jalan kaligawe ini. Sehingga diperlukan preservasi jalan yaitu metode perbaikan pada kondisi jalan perkerasan kaku (rigid pavement) yang mengalami kerusakan.
Penggunaan daur ulang limbah beton (Cold Recycling Concrete) akan sangat memberikan manfaat besar bagi perbaikan jalan di ruas jalan kaligawe Semarang, karena dengan teknologi daur ulang yang memaksimalkan penggunaan material bekas yang telah terpasang, akan meminimalkan kebutuhan batu pecah (fresh aggregate ) sebagai kebutuhan pekerjaan jalan secara keseluruhan, dan tentunya akan bermuara kepada pengurangan exploitasi sumber daya alam batuan baik di gunung maupun di sungai.
Namun tidak serta merta setiap kerusakan jalan langsung dapat diatasi dengan recycling, tergantung penyebab kerusakan jalan itu sendiri yang harus ditemukan terlebih dahulu. Apabila induk persoalan berada di sub grade, maka perkuatan/stabilisasi sub grade mutlak harus dilakukan terlebih dahulu sebelum dilakukan recycling pada lapis struktur sub base/base–nya. Sehingga investigasi awal sebelum pelaksanaan recycling mutlak diperlukan”. (Sudarno,2010)


Tujuan dan Sasaran
Tujuan dari pembahasan ini untuk mengetahui sejauh mana kekuatan beton hasil daur ulang dibandingkan dengan beton normal.  Adapun sasarannya antara lain :
a)      Penggunaan beton hasil daur ulang untuk perbaikan  jalan kaligawe Semarang
b)     Menggunakan material limbah beton bekas yang tidak bernilai menjadi material beton yang berkualitas untuk preservasi jalan rigid pavement
    Manfaat

1.      Dapat  digunakan sebagai alternatif beton berkualitas untuk perbaikan dan rehabilitasi di jalan raya kaligawe Semarang yang menggunakan struktur perkerasan kaku (rigid pavement).  
2.     Dapat menghemat anggaran, dengan mengurangi penggunaan material batu pecah sebagai pengganti agregatnya dengan menggunakan hasil daur ulang limbah beton.
3.      Menguragi eksploitasi batu pecah di gunung dan di sungai

2


SOLUSI YANG PERNAH DITAWARKAN SEBELUMNYA

Umumnya, untuk menangani kerusakan surface-course pada jalan beton  digunakan beton normal secara ready-mix untuk perbaikan jalan yang rusak tersebut. Dengan proporsi campuran beton sebagai berikut :
Tabel I.   Standar Proporsi Campuran Beton Rigid Pavement

gambar diagram.png
















         
        (Sumber : Suryawan Ari, 2006)
Dengan menggunakan beton normal maka semen, batu pecah dan pasir, volume yang dipesan sesuai pada umumnya, tanpa adanya penghematan dana.

GAGASAN YANG DIAJUKAN

Kondisi ruas jalan kaligawe yang saat ini menggunakan perkerasan kaku (rigid pavement) sampai saat ini belum terjadi kerusakan yang berat. Untuk mengantisipasi adanya kerusakan pada bagian surface course  agar tidak sampai merusak bagian base course nya harus dilakukan penanganan yang cepat pada saat surface course telah mengalami kerusakan.
Berdasarkan hasil penelitian sifat-sifat yang dimiliki oleh beton daur ulang dengan agregat bekas pakai dapat dipergunakan untuk beton struktural dengan kekuatan relatif sama dengan beton normal, dimana kuat tekan yang dimiliki dapat mencapai 380 kg/cm2 atau sekitar 98% dibanding dengan beton normal, pada faktor air semen 0,4  dapat mencapai 350 kg/cm2, atau sekitar 92% dibanding beton normal pada faktor air semen 0,5. (Techno Konstruksi, 2010)

figure_2-1.gif

Gambar 1  Lapisann Perkerasan Jalan Rigid
(sumber : pavement design guide)



Limbah-limbah beton dalam volume besar hasil bongkaran rumah tua dan lain-lain diproses dengan crusher hingga menjadi agregat yang diinginkan.



Gambar 2     Limbah Beton dalam Volume Besar
(sumber : www.tlcsupply.com)






4

Gambar 3    Pemrosesan limbah beton dengan crusher
(sumber : www.wirtgen.de)

Selanjutnya, agregat hasil daur ulang limbah beton ini, masuk dalam proses cold mixing  pada mesin cold recycler untuk diproduksi menjadi bahan CTB (Cement Treated Base). Dengan pengaturan sesuai spesifikasi yang diperlukan, hasil dari proses pencampuran dingin ini akan menghasilkan material CTB yang digunakan untuk surface course pada perkerasan jalan.


Gambar 4   Cold Recycler Machine
(sumber : www.wirtgen.de)

Kemudian jalan yang mengalami kerusakan di bagian surface-course dikeruk (milling) dengan mesin milling sesuai ketebalan kerusakan yang terjadi.


5

Gambar 4  Proses Milling Preservasi Jalan
(sumber : www.wirtgen.de)

Setelah permukaan jalan selesai di milling, selanjutnya material CTB hasil mixing dari cold recycler diangkut ke lapangan untuk digunakan sebagai surface course perkerasan jalan tersebut. Kemudian, material CTB tersebut digelar dengan bantuan mesin penghampar dan dipadatkan dengan mesin pemadat.


Gambar 5   Penghamparan material CTB
(sumber : www.wirtgen.de)








6
LANGKAH-LANGKAH STRATEGIS

Pada saat terlihat jalan mengalami kerusakan pada bagian surface course nya, maka harus dilakukan penanganan dengan cepat agar tidak merambat sampai bagian base course atau sub base nya.Pada jalan yang rusak kemudian di keruk (milling) pada bagian yang rusak yang kemudian diganti  dengan material beton CTB hasil recycling limbah beton langsung dihamparkan pada bagian jalan yang mengalami kerusakan.
Adapun langkah-langkah proses daur ulang limbah beton menjadi beton siap pakai untuk perkerasan jalan rigid pavement sebagai berikut :
1.      Limbah beton diproses oleh crusher  sehingga menjadi agregat dengan ukuran yang diinginkan
2.      Lalu agregat hasil dari limbah beton yang diproses oleh crusher di campur dalam mesin cold recycler dengan menambahkan semen dan lain-lain sehingga terbentuklah material CTB (Cement Treated Base).
3.      Pada jalan yang akan direhabilitasi bagian atas perkerasan atau Surface Course dikeruk untuk diganti dengan perkerasan baru menggunakan beton hasil daur ulang.
4.      Material CTB hasil dari mesin cold recycler kemudian dihamparkan pada bagian jalan yang diperbaiki.

KESIMPULAN

1.     Dengan begitu kualitas beton daur ulang yang memiliki kekuatan 98% dibandingkan beton normal pada faktor air semen 0,5 dan 92% pada faktor air semen 0,4.  Sehingga beton daur ulang ini dapat dipergunakan untuk perbaikan, rehabilitasi dan pembangunan jalan dengan perkerasan kaku (rigid pavement) di wilayah jalan kaligawe Semarang.
2.      Dengan penggunaan teknologi daur ulang limbah beton. Beton bekas yang tidak bernilai dan perlu tempat dan biaya dalam pembuangannya dapat digunakan untuk preservasi jalan beton yang berkualitas serta menghemat penggunaan agregat kasar berupa batu pecah (fresh aggregate)  sehingga menjadi lebih ekonomis daripada menggunakan beton normal.

DAFTAR PUSTAKA
Aly Anas, (1998), Teknologi Perkerasan Jalan Beton Semen, Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Anon (2000) Bituminous Pavements  Material, Design and Evaluations, Lechres Notes, School of Civil Engineering, University Nottingham.
Ary Suryawan (2005) Perkerasan jalan beton dengan semen Portland, Beta Offset, Yogyakarta.
Manu, A.I, (1995), Perkerasan Kaku, Badan Penerbit Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
Sukirman Silvia, (1992), Perkerasan Lentur Jalan Raya, Penerbit : NOVA, Bandung.
Suprapto, T.M, (2004), Bahan dan Struktur Jalan Raya, KMTS FT UGM, Yogyakarta.
Techno Konstruksi Majalah (2010) Daur Ulang Limbah beton untuk perkerasan jalan berkualitas, Jakarta.

2 komentar: